Olehkarena itu sehingga sikap otoriter itu bisa disebut suatu watak Negara yang lahir secara alami yang merupakan perwujudan dari sistem Materialisme Monopolisme.
Otoriter adalah sikap pemimpin yang dominan dan bertendensi negatif. Lawan kata dari otoriter sendiri yaitu demokrasi. Sedulur pasti kenal tokoh sejarah dunia pada masa Perang Dunia II, yaitu Adolf Hitler dari Jerman dan Benito Mussolini dari Italia. Kedua tokoh tersebut merupakan pemimpin otoriter. Selain otoriter adalah gaya kepemimpinan seseorang, otoriter juga merupakan sikap yang berkaitan dengan negara dan sistem pemerintahan. Yang dapat terjadi karena gaya kepemimpinan dari pimpinannya. Untuk lebih jelas lagi Sedulur mengenal tentang otoriter, kita mulai saja pembahasan lengkapnya di bawah ini. BACA JUGA 10+ Gaya Kepemimpinan dalam Perusahaan yang Paling Disukai Pengertian otoriter Kumparan Otoriter adalah orang yang berkuasa sendiri, bertindak sewenang-wenang, tanpa menghargai hak dan kesejahteraan rakyat. Sementara itu, sistem otoriter adalah sistem pemerintahan yang diterapkan oleh seorang pemimpin yang bergaya otoriter. Ciri dari negara otoriter adalah negara tertutup, tidak terbuka akan pendapat hingga semua aspek kehidupan masyarakat dikendalikan. Dalam istilah internasional, otoriter dikenal dengan nama autorian leader. Pola asuh otoriter adalah gaya kepemimpinan yang absolut dan menginginkan semua rakyatnya patuh tanpa syarat kepada pemimpin dan pemerintahannya. Pemimpin otoriter cenderung merasa bahwa dirinyalah yang paling pintar. Sehingga mereka beranggapan bahwa semua kesuksesan yang terjadi adalah karena hasil dari kepemimpinan mereka. Mereka pun tidak suka mendapat kritik dan saran dari orang lain. Contoh negara otoriter adalah Korea Utara yang hingga saat ini masih berjalan dengan baik sistem pemerintahannya. Kendati hal tersebut sudah banyak dikritik secara internasional. Karekteristik kepemimpinan otoriter CRC Setelah mengetahui otoriter adalah gaya kepemimpinan yang satu arah dan cenderung tegas, sebagaimana yang dijelaskan di atas. Maka bisanya terdapat karakteristik otoriter dengan ciri tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan memiliki ciri dan karakteristikanya. Untuk otoriter sendiri, beriktu karakteristik khasnya Tidak meminta atau menerima masukan dari orang lain untuk mengambil keputusan. Sosok pemimpin membuat semua keputusan dalam perusahaan, baik skala kecil maupun besar. Pemimpin mengarahkan atau memberi mandat terkait semua metode, kebijakan, dan prosedur di tempat kerja. Anggota kelompok jarang dipercaya untuk membuat keputusan atau mengerjakan tugas penting. Pekerjaan cenderung sangat terstruktur dan sangat kaku. Kreativitas dan pemikiran out-of-the-box cenderung tidak didukung. Peraturan dijabarkan dan dikomunikasikan dengan jelas. Kelebihan gaya kepemimpinan otoriter Mobi France Kendati pun bertendensi negatif, negara otoriter adalah negara yang cenderung aman dan stabil. Karena segala aspeknya mudah dikendalikan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari gaya kepemimpinan otoriter itu sendiri Efektif ketika keputusan harus dibuat dengan efisien dan cepat, tanpa waktu untuk berkonsultasi dengan orang lain. Mencegah bisnis atau proyek menjadi stagnan karena organisasi yang buruk atau kurangnya kepemimpinan. Membuat individu, kelompok, atau tim tidak kelewatan tenggat waktu proyek penting. Pemimpin dapat lebih mudah mengelola krisis ketika kendali ada sepenuhnya di tangan mereka. Arahan dan visi yang jelas. Pemimpin otoriter bekerja paling efektif dalam situasi penuh tekanan. Hal ini membuat setiap anggota tim menghormati kepemimpinannya. Kekurangan gaya kepemimpinan otoriter Glints Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, setelah kelebihan selalu dilengkapi dengan kekurangannya. Untuk kepemimpinan otoriter sendiri, berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi kekurangannya Pemimpin yang otoriter sangat skeptis, dan kurang percaya kepada nasihat, saran dan ide dari orang lain. Berpeluang besar untuk jajaran pimpinan menyalahgunakan jabatan. Pemerintahan sangat kaku, dan bersifat satu arah. Hanya dari pemerintah kepada rakyat berupa komando. Tidak ada diskusi dan keterbukaan informasi, tidak menerima masukan dari rakyat. Secara garis besar, gaya kepemimpinan otoriter berisiko tinggi membuat perusahaan bergantung hanya pada satu orang. Tindakan yang seenaknya, misalnya segala bentuk hukuman, larangan, peraturan dapat dengan mudah diubah secara sepihak. Pemimpin juga menilai kesuksesan kepemimpinannya dari rasa takut dan kepatuhan bawahan yang bersifat kaku. Perbedaan otoriter dan otoritatif Berita Satu Meskipun Sedulur tengah mengatahui pengertian dari otoriter adalah gaya kepemimpinan, ada satu kata yang identik dengan otoriter, yaitu otoritatif. Dua hal ini terlihat sama namun merupakan hal yang jauh berbeda. Sama-sama gaya kepemimpinan dengan pendekatan yang jauh berbeda. Berikut ini perbedaannya, agar Sedulur lebih mudah akan kami sampaikan melalui tabel di bawah ini Perbedaan Pemimpin Otoriter Pemimpin Otoritatif Gaya Kepemimpinan Gaya memimpin yang cenderung memaksakan kehendak Gaya memimpin yang mau membimbing dan mengarahkan bawahannya Pemimpin bertindak sebagai Bertindak layaknya seorang pemilik dari organisasi Bertindak layaknya seorang mentor Tujuan penggunaan kekuasaan Untuk memaksakan kepatuhan anggota Untuk membimbing dan memotivasi anggota Tujuan penggunaan kekuasaan Menggunakan ancaman dan sanksi dalam memperlakukan anggota Menawarkan arahan dan umpan balik untuk menjaga antusiasme anggota Menciptakan perasaan berikut terhadap anggota Menciptakan rasa takut, terancam dan tidak termotivasi di antara anggota Menciptakan rasa pencapaian di antara anggota Keinginan anggota untuk mengikuti pemimpin Anggota secara terpaksa mengikuti arahan pemimpin Anggota secara sukarela mengikuti arahan pemimpin Pemaksaan kehendak oleh pemimpin Lebih memaksakan kehendaknya terhadap anggota dan organisasi Tidak memaksakan kehendaknya terhadap anggota dan organisasi Mengedepankan hal berikut terhadap anggota Mengedepankan kepatuhan mutlak dari anggota Mengedepankan pencapaian dari anggota Komunikasi antara pemimpin dan anggota Tidak adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota karena anggota harus melaksanakan tugas tanpa pertanyaan Masih adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota, mereka pun dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan bimbingan dari pemimpin Peluang anggota untuk menyampaikan sesuatu kepada pemimpin Anggota hampir tidak memiliki peluang untuk memberikan ide dan inisiatif kepada pemimpin Anggota memiliki peluang untuk memberikan ide dan inisiatif kepada pemimpin BACA JUGA 14 Fasilitas yang Diharapkan dan Wajib Didapatkan Selain Gaji Tips menerapkan kepemimpinan otoriter Glints Berikut ini merupakan contoh otoriter yang disertai dengan tips, terutama bagi Sedulur hendak menerapakan gaya kepemimpinan ini. Atau bagi Sedulur yang memiliki kecenderungan otoriter, Sedulur bisa menerapkan tips di bawah ini. Karena, tidak semuanya gaya kepemimpinan negatif dan bisa memberikan perubahan yang optimal, jika dijalankan dengan sangat tepat. Sakali lagi, meskipun gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang bertendensi negatif, namun jika dijalankan dengan tepat dapat memberikan perubahan yang signifikan. Berikut ini beberapa tips yang bisa Sedulur coba terapkan 1. Hormati bawahan sebagai rekan kerja Glints Otoriter adalah gaya kepemimpinan yang tegas, terutama kepada rekan kerja dan menganggapnya sebagai bawahan. Hal ini merupakan langkah yang tidak tepat. Agar gaya kepemimpinan ini dapat berjalan efeketif, Sedulur bisa menghilangkan bawahan dan mengubahnya menjadi rekan kerja yang sejajar dengan batasan-batasan tertentu. 2. Komunikasi secara detail Glints Sebagian besar karyawan tahu bahwa pemimpin menginginkan mereka untuk taat peraturan dan mengikuti prosedur. Namun, beberapa mungkin tidak langsung bisa memahami apa yang benar-benar mereka butuhkan untuk melakukannya. Maka itu, jelaskanlah secara detail dan gamblang mengenai semua ekspektasi, rencana kerja, dan tujuan akhirnya. Kejelasan membantu staf memahami aturan sehingga mereka lebih mungkin untuk bekerja sama. 3. Bersikap adil Freepik Karena otoriter adalah pemimpin yang tegas, namun bukan mustahil untuk bersikap adil. Ketidakadilan bisa menimbulkan rasa ketidakpercayaan terhadap pemimpin. Sebagai pemimpin, penting untuk memastikan bahwa mereka memperlakukan semua orang sama, dan bahwa mereka memberlakukan kebijakan yang sama terlepas dari siapa karyawannya. Konsistensi menghasilkan kepercayaan dan membantu pemimpin mendapatkan rasa hormat dari orang-orang sekitarnya. 4. Izinkan rekan kerja untuk berpendapat Westend61 Memberi ruang untuk berpendapat kepada setiap elemen kerja merupakan hal yang penting, meskipun ciri khas kepemimpinan demokrasi yang terbuka untuk memberikan pendapat, bukan mustahil gaya kepemimpinan otoriter juga dapat memberikan ruang untuk rekan kerja berpendapat. Hal ini bisa membuat kondisi kerja lebih baik lagi. 5. Ambil keputusan yang tepat McKensey Setelah mengizinkan rekan kerya memberikan pendapat untuk menentukan solusi dari sebuah permasalahan, Sedulur sebagai pemimpin harus mengambil keputusan yang tepat. Ketegasan merupakan kelebihan seorang pemimpin otoritatif. Mengambil keputusan yang tegas bukan merupakan hal yang sulit, namun dengan catatan setiap saran dan masukan yang disampaikan rekan kerja telah didengar dengan baik dan ditampung secara keseluruhan. Apakah otoriter tepat diterapkan pada perusahaan? Glints Setelah menyimak penjelasan di atas, otoriter adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap orang. Bukan hanya dapat diterapkan pada pemerintahan saja, namun juga bisa diterapkan pada sebuah institusi, sebuah badan, organisasi, komunitas bahkan dapat diterapkan pada sebuah perusahaan. Saat ini, gaya kepemimpinan otoriter adalah hal yang lumrah kita temui dalam sebuah institusi yang memiliki tekanan dan perhatian yang tinggi. Seperti misal institusi militer. Lantas, apakah gaya kepemimpinan otoriter bisa diterapkan dalam sebuah bisnis dan perusahaan? Tentu saja dapat sangat mungkin diterapkan, selama perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang yang memiliki tuntutan kerja yang tinggi. Namun, hal tersebut harus disesuaikan lagi dengan konteks zaman yang saat ini tengah kita jalani. Apakah gaya kepemimpinan otoriter yang kaku masih cocok di zaman serba terbuka seperti saat ini? Biasanya, gaya kepemimpinan otoriter adalah penting untuk diterapkan, terutama pada perusahaan yang tengah mengalami krisis dan harus melewati tantangan tersebut. Biasanya krisis dan tantangan yang dihadapi disebabkan karena beberapa hal berikut ini Departemen atau tim yang tidak memenuhi tujuannya dalam kuartal terakhir. Pergeseran kepemilikan, kepemimpinan, atau struktur perusahaan. Perputaran perusahaan setelah penurunan. Akan mengalami perubahan struktur organisasi secara besar-besaran. Kapan gaya otoriter tepat untuk digunakan? Vocasia Pertanyaan ini sangat baik untuk dipertanyakan, karena dengan pertanyaan ini tidak menyudutkan gaya otoriter itu sendiri. Karena gaya kepemimpinan otoriter adalah bagian dari gaya kepemimpinan yang dapat bermanfaat untuk mengatasi beberapa kondisi tertentu. Sebagaimana yang telah disinggung di atas, gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan ketika memasuki masa krisis dan menghadapi berbagai macam tantangan untuk mempertahankan sebuah institusi yang tengah dipimpin. Biasanya pemimpin otoriter dipilih dan ditempatkan kepada suatu lembaga yang tengah mengalami krisis dan perlu diselamatkan. BACA JUGA 25 Contoh Kelebihan dan Kekurangan untuk Jawaban Interview Tokoh yang beragaya otoriter Hukamnas Setelah mengatahui gaya kepemimpinan otoriter di atas, bahwa otoriter adalah gaya kepemimpinan yang tegas. Sedulur harus tahu beberapa tokoh dunia yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter. Berikut ini hanya beberapa tokoh dunia yang telah dikenal luas secara internasional dengan gayanya yang otoritatif Adolf Hitler Pemimpin tertinggi Jerman dan Partai Nazi yang memiliki sistem pemerintahan otoriter garis keras yang dikenal juga dengan paham Benito Mussolini Pemimpin fasis di Italia, bekerja sama dengan Hitler dan sempat menguasai beberapa bagian Eropa dengan poros fasisme. Bekerja sama juga dengan Jepang, yang memimpin dan menjajah hampir seluruh Benua Asia. Mustafa Kemal Ataturk Bapak pendiri Negara Turki, selain bergaya otoriter, pemimpin ini juga terkenal dengan paham sekulernya, yang memisahkan urusan agama dengan negara. Fidel Castro Pemimpin Kuba yang terkenal otoriter dan berpaham komunis. Kim Jong-Un Pemimpin Korea Utara yang terkenal otoriter dan menjadikan negaranya tertutup dari informasi dan kerjasama internasional. Saddam Hussein Saddam merupakan pemimpin Arab yang paling kukuh menentang Amerika dan Barat. Sekalipun beliau meninggal dengan cara tragis dan dihujat di Barat tetapi dipuja di jalanan kota-kota di Arab. Poros Barat harus bekerja dengan keras untuk menurunkan Saddam. Soeharto Presiden Indonesia Kedua, yang berkuasa selama 32 tahun, terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang otoriter dan terpusat. Dipercaya oleh sebagaian masyarakat telah menyebabkan rakyat Indonesia sengsara dan menderita. Jenis gaya kepemimpinan lainnya Cera Production Selain otoriter, terdapat juga beberapa jenis gaya kepemimpinan lainnya yang umum diterapkan. Sebagai pengetahuan tambahan bagi Sedulur, berikut gaya kepemimpinan yang dimaksud Gaya kepemimpinan otoritatif Pemimpin otoritatif ingin menggerakkan anggota dengan motivasi untuk menuju suatu visi atau tujuan yang telah ditetapkan. Gaya kepemimpinan birokratis Pemimpin birokratis tidak hanya menjadi atasan tapi juga memastikan bahwa semua peraturan dipatuhi oleh anggota sehingga gaya kepemimpinan ini cukup efektif untuk memantau hasil kerja rutin. Gaya kepemimpinan karismatik Pemimpin karismatik memiliki kekuatan energi dan daya tarik yang bisa mempengaruhi orang lain sehingga mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Gaya kepemimpinan partisipatif Pemimpin partisipatif mengikutsertakan anggota dalam pengambilan keputusan mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi dan manajemen yang demokratis. Gaya kepemimpinan inovatif Pemimpin yang inovatif dapat mengarahkan perusahaan untuk memproduksi inovasi untuk produk, layanan atau jasa yang dibuat perusahaan. Gaya kepemimpinan demokratis Pemimpin demokratis membangun rasa hormat dan tanggung jawab dari anggota dengan mendengarkan pendapat mereka. Gaya kepemimpinan autokratis Kebalikan dari pemimpin demokratis, pemimpin autokratis adalah pemimpin yang membuat keputusan dari pilihannya sendiri tanpa mengambil masukan dari anggota. Gaya kepemimpinan delegatif Pemimpin delegatif memberikan kepercayaan kepada tim yang dipimpinnya. Pemimpin juga berusaha meningkatkan kerjasama antara dirinya dengan anggota tim dalam menyelesaikan tugas. Gaya kepemimpinan situasional Gaya kepemimpinan situasional ini menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi. Gaya kepemimpinan transformasional Kepemimpinan ini mengubah dan mentransformasikan setiap anggota untuk menuju perubahan agar kualitas para anggota akan semakin meningkat. Gaya kepemimpinan transaksional Pemimpin transaksional mengutamakan kesepakatan antara dirinya dengan para anggota berupa hadiah dan hukuman. Itulah penjelasan lengkap terkait gaya kepemimpinan otoriter. Sebagaimana yang telah Sedulur baca, otoriter adalah salah satu jenis gaya kepemimpinan yang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Baik diterapkan pada sistem pemerintahan ataupun perusahaan. Setiap gaya kepemimpinan mempunyai ciri khasnya masing-masing dan akan sangat efektif tergantung dengan kebutuhan dan konteks zaman. Sedulur yang membutuhkan sembako, bisa membeli di Aplikasi Super lho! Sedulur akan mendapatkan harga yang lebih murah dan kemudahan belanja hanya lewat ponsel. Yuk unduh aplikasinya di sini sekarang. Sementara Sedulur yang ingin bergabung menjadi Super Agen bisa cek di sini sekarang juga. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan, antara lain mendapat penghasilan tambahan dan waktu kerja yang fleksibel! Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa menjadi reseller sembako yang membantu lingkungan terdekat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan harga yang lebih murah.

Economist Intelligence Unit (EIU) merilis sejumlah negara terkait Indeks Demokrasi EIU 2021.. Yang menjadi menarik, mereka juga memberi penilaian terhadap indeks demokrasi di negara China.. Negeri Tirai Bambu ini kerap menjadi sorotan tidak hanya tentang kekuatan ekonominya yang membuat sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS)

- Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, Busyro Muqqodas, meringkus situasi Indonesia sepanjang periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo sebagai berikut "Otoritarianisme gaya baru atau neoauthoritarianism."Dalam sebuah diskusi daring, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK itu memberikan contoh bagaimana demokrasi mundur di era Jokowi. Salah satunya soal penempatan banyak polisi ke dalam instansi-instansi pemerintahan. "TNI berhasil dibersihkan dari dwifungsi, sekarang multifungsi dilakukan oleh Polri." Beberapa lembaga negara yang dipimpin perwira polisi, baik yang masih aktif atau sudah pensiun dini, di antaranya KPK, Badan Intelijen Negara, Badan Urusan Logistik, Badan Narkotika Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, hingga Kementerian Dalam Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, lembaga yang rutin mengeluarkan kajian sosial sejak Orde Baru, mengatakan setidaknya ada empat indikator sebuah negara atau sistem pemerintah bisa disebut otoriter. Indikator-indikator itu diambil dari buku terbaru Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, How Democracies Dies, yang terbit 2018 lalu. Ironisnya, Indonesia sudah memenuhi keempat indikator itu, kata Wijayanto. Indikator pertama adalah adanya penolakan atau setidaknya memiliki komitmen yang lemah terhadap aturan main yang demokratis. Kata Wijayanto, hal tersebut terlihat ketika Jokowi menginstruksikan kepala daerah hingga tentara untuk mengampanyekan kebijakan pemerintah dan meminta mereka menangkal banyak kabar palsu terkait dirinya sebelum Pilpres lain adalah ada upaya memobilisasi kepala daerah hingga Polri untuk mendukung petahana. "Kombinasi antara mobilisasi pejabat sipil dan aparat militer atau penegak hukum adalah tipikal bagaimana seorang incumbent maju untuk kembali terpilih," kata Wijayanto kepada reporter Tirto, Selasa 16/6/2020. Contoh lain terjadi pada Desember 2019. Ketika itu muncul wacana dari parpol pendukung Jokowi mengenai amandemen UUD yang memungkinkan presiden menjabat tiga periode. Saat itu Jokowi hanya marah tanpa melakukan hal-hal lebih kedua adalah pemberangusan oposisi. Dalam konteks ini, Wijayanto mengatakan Jokowi melakukan itu pertama-tama dengan memberikan Gerindra-partai oposisi utama dalam Pilpres 2019-dua kursi menteri. Akibatnya oposisi lain, yaitu Demokrat, PAN, dan PKS jadi tak punya taji di legislatif. Suara mereka timpang dibanding koalisi partai pendukung pemerintah. Manuver ini semakin kentara ketika partai koalisi pemerintah merevisi UU MD3 dan menambah kursi pimpinan MPR. Dampaknya, lebih banyak partai berkesempatan mendapat jatah kursi, merapat ke kekuasaan, dan tak lagi jadi selanjutnya relatif lebih berdampak langsung ke sipil memberi toleransi atau bahkan menganjurkan kekerasan aparat ke warga. Hal ini juga terjadi di era Jokowi, kata Wijayanto, contohnya kasus gerakan Reformasi Dikorupsi pada September 2019. LBH Jakarta menyebut pendekatan polisi saat menangani aksi massa saat itu "adalah pendekatan represif, kekerasan."Contoh lain selain yang disebut Wijayanto adalah aksi berujung kerusuhan pada 21-23 Mei. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM mengatakan ada 10 orang tewas dalam peristiwa tersebut, empat di antaranya masih anak-anak di bawah 18 tahun. Delapan orang tewas karena tertembak peluru tajam. Latar belakang inilah yang kemudian membuat Kontras dan YLBHI sama-sama menilai kekerasan oleh aparat makin menjadi-jadi di era Jokowi. Mereka pun mendesak pemerintah untuk segera mereformasi Polri terakhir juga berdampak luas ke warga sipil, yaitu kesediaan penguasa untuk membatasi kebebasan sipil, termasuk media. Menurut Wijayanto, beberapa ukuran kebebasan sipil yang dikekang dan dilanggar di era Jokowi adalah pelarangan dan razia buku, pembubaran dan teror terhadap diskusi kritis, membubarkan paksa dan penangkap peserta demonstrasi isu Papua, hingga peretasan dan penyadapan para aktivis pro demokrasi."Terjadi kesepakatan di antara setidaknya selusin ilmuwan politik dari dalam dan luar negeri bahwa Indonesia sedang mengalami proses kemunduran demokrasi yang dirumuskan dalam berbagai istilah, dari mulai kemunduran regression, decline, back sliding hingga putar balik ke arah otoritarianisme authoritarian turn dan otoritarianisme baru neoauthoritarianism," tersebut terjadi secara perlahan sejak 2016 dan terus berlanjut dalam gradasi yang lebih serius setelah Pemilu 2019, ditandai dengan contoh-contoh yang tadi sudah disebut dari mulai diabaikannya aturan main demokratis hingga hilangnya oposisi di parlemen. Jika itu masih kurang, Wijayanto menambahkan sejak dua tahun terakhir rezim Jokowi sangat mudah mengintervensi benteng kebebasan akademik kampus. Salah satu bentuk intervensinya adalah arahan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi kementerian ini sekarang dilebur agar rektor mengimbau para mahasiswa dan dosen tidak turun ke jalan. "Tergerusnya kebebasan akademik hari-hari ini," simpul Wijayanto, "merupakan penanda kemunduran demokrasi terburuk yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak reformasi politik 1998 dan putar balik ke arah otoritarianisme." "Tidak Mudah Berlaku Otoriter" Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden KSP Donny Gahral Adian mengatakan "pasca reformasi, siapa pun [presiden] termasuk Jokowi tidak mudah berlaku otoriter." "Sulit presiden berlaku otoritarian karena [kerja] diawasi DPR, LSM, ormas. Jadi pengawasnya banyak," katanya, Senin 15/6/2020. Meski demikian, ia menegaskan Jokowi percaya bahwa hak-hak sipil politik "mensyaratkan hak-hak ekonomi-sosial-budaya" seperti "pendidikan, kemakmuran, melalui berbagai skema bantuan sosial." Donny bilang, "Pak Jokowi tetap berkomitmen untuk menegakkan HAM, menghormati hak-hak dasar, menghormati kebebasan-kebebasan dasar warga terutama kebebasan hak-hak sosial ekonomi. Dengan kata lain, menurut Donny, pemerintahan Jokowi lebih memprioritaskan hak ekosob ketimbang sipol. Pemenuhan hak ekosob jadi prasyarat alias pondasi bagi pemenuhan hak sipol. Pernyataan ini tidak menjawab pokok masalah karena kecenderungan otoriter sebagaimana yang diungkapkan Busyro dan dielaborasi lebih jauh oleh Wijayanto ada di ranah sipil-politik. Ini terkait bagaimana orang-orang biasa berani mengkritik pemerintahnya sendiri tanpa takut dikriminalisasi, bukan apakah perut dan kebutuhan dapur masyarakat dipenuhi pemerintah. Kritik serupa sempat dilayangkan aktivis HAM Haris Azhar saat mengomentari debat Pilpres 2019. Ketika itu Haris bilang Jokowi hanya fokus membahas isu ekosob dan terang-terangan meninggalkan hak sipol."Hak sipil dan politik dan ekososbud itu tidak bisa dipisahkan, harus dipenuhi dalam satu kesatuan," katanya saat itu. - Politik Reporter Haris PrabowoPenulis Haris PrabowoEditor Rio Apinino
Kebijakan memperdengarkan lagu Indonesia Raya di ruang publik yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut mirip dengan kebijakan di negara-negara otoriter. Ketua DPD Partai Ummat DIY Nazaruddin mengatakan terlalu banyak salah kaprah dalam kebijakan pemerintahan di negeri ini.
Kekuasaan sebuah negara seringkali tidak terlepas dari kontrol para lembaga lembanganya. Semua lembaga yang bersangkutan saling berhubungan untuk mengontrol peranan lembaga lainnya, apakah sudah bersesuaian atau belum. Semua tergantung dengan pemerintahannya menggunakan prinsip beberapa negara yang menggunakan sistem penyerahan kekuasaan. Yang mana semua kekuasaan hanya dipegang oleh satu orang saja. Semua pemerintahan berpusat pada satu tersebut seringkali disebut dengan otoritarianisme. Otoritarianisme merupakan organisasi sosial yang ditandai dengan terjadinya penyerahan kekuasaan. Berikut merupakan pemaparan mengenai merupakan sebuah prinsip penyerahan kekuasaan. Yang mana dalam perkembangannya, semua proses pemerintahan maupun keorganisasian hanya terpusat pada satu orang saja. Orang tersebut memiliki hak untuk dapat mengontrol semua perkembangan yang dunia kepemerintahan, hal ini seringkali disebut dengan sentralisaasi. Yang mana semua kekuasaan pemerintahan baik daerah maupun pusat dipegang semua oleh pemerintah pusat. Pemerintahan pusat juga berwenang untuk mengatur hubungan luar ini juga seringkali disebut dengan ideologi otoriter. Hal itu berarti dalam bentuk pemerintahan terjadi penekanan pada kelompok tertentu yang sifatnya pribadi. Tekanan tekanan itu berasal dari kekuasaan negara perkembangannya, sistem otoritarianisme seringkali menentang prinsip demokrasi. Sehingga perihal pergantian kekuasaan tidak dilakukan secara terbuka dan OtoritarianismeAdapun beberapa karakteristik dari otoritarianisme yang mampu menambah wawasan kita mengenai paham ini. Yang tentunya juga membantu kita dalam membedakan paham otoritarianisme dengan paham lainnya, seperti diktator dan lain sebagainya. Berikut merupakan ciri ciri Dihargainya Hak Asasi ManusiaDalam penerapan prinsip otoriter, semua kekuasaan telah dikendalikan oleh pihak tertentu. Sehingga dalam hal pengambilan keputusan dan lain sebagainya dilakukan diluar kehendak dari masyarakatnya. Yang mana pihak tersebut hanya memperhatikan kemajuan negaranya, tanpa memperdulikan kesejahteraan Dapat Menjabat Dalam Waktu yang LamaUntuk mendukung jalannya pemerintahan, pastilah dilakukan perpindahan kekuasaan. Namun, negara yang berprinsip otoriter tidak melakukan perpindahan kekuasaan itu secara terbuka atau demokrasi. Melainkan dengan cara cara yang cenderung tertutup dari Mencurigai Munculnya Organisasi BaruPemerintahan yang otoriter cenderung memiliki ketakutan untuk diberontak oleh kelompok kelompok tertentu. Hal tersebut karena mereka takut, kekuasaannya akan dijatuhkan begitu saja. Sehingga untuk mencegah adanya hal itu, pemerintah mengeluarkan aturan yang berhubungan dengan pencegahan pembentukan sebuah organisasi Memegang Kekuasaan TertinggiSeperti yang kita tahu, pemerintahan yang otoriter cenderung untuk menyerahkan semua kekuasaannya hanya kepada pemimpin. Sehingga pemimpin memiliki peran yang begitu besar untuk mengendalikan dan mengatur segala aspek Komunikasi Satu ArahPemerintahan otoriter sangat membantasi warganya untuk mengutarakan pendapat atau aspirasinya mengenai kebijakan yang ditetapkan. Untuk itu untuk melancarkan semua kekuasaannya, pemerintah hanya menggunakan komunikasi yang sifatnya satu arah saja. Komunikasi satu arah ini digunakan untuk berkomunikasi ide, pikiran dan pesan, dan perintah lainnya, hanya dalam satu bentuk yaitu, OtoritarianismePemimpin Korea Utara, Kim melakukan pelarangan terhadap pembentukan organisasi baru di Korea Utara. Hal tersebut digunakan sebagai pencegahan awal lahiranya gerakan oposisi yang melakukan pemberontakan terhadap kebijakan otoriternya. Tags otoritarianisme, ppkn, Sistem pemerintahan
eksekutifdominan jika terancam kelangsungan pemerintahannya dapat mengubah sistem demokrasi menjadi nondemokrasi seperti di Philipina.5 Terkait praktik penyelenggaraan Negara Republik Indonesia dilaksanakan sepenuhnya berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Selanjutnya disebut UUD 1945). Al Bilal Eduaksi Thursday, 04 Nov 2021, 2347 WIB Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku Miriam Budiardjo,2002 atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi Ramlan Surbakti,1992 kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu. Didalam negara ada yang berkuasa yaitu pemerintah, yang memegang kekuasaan negara. kekuasaan negara merupakan kewenangan suatu negara untuk mengatur seluruh rakyatnya untuk mencapai keadilan, kemakmuran dan keteraturan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kekuasaan negara yang bertujuan memelihara dan mempertahankan kekuasaan semata-mata. Pemerintahan suatu negara banyak macam nya, ada yang demokratis dan otoriter Disini saya akan membahas pemerintah otoriter pemerintahan otoriter sangat kontras dengan pemerintah demokratis yang dimana pemerintah demokratis yang menjunjung tinggi kebebasan dalam berpendapat. pemerintahan otoriter yaitu bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan dalam berpendapat dalam individu. Sistem ini biasanya menentang demokrasi, sehingga biasanya kuasa pemerintahan diperoleh tanpa melewati sistem demokrasi pemilihan umum. Jadi singkat nya pemerintahan otoriter ini sangat sangat membelenggu kebebasan dalam suatu individu untuk mengkeritik atau pun menyampaikan aspirasi pada suatu sistem yang salah. Dampak dari pemerintah otoriter di Bidang Pertahanan dan Keamanan Penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan juga berakibat pada bidang pertahanan dan keamanan. Dalam hal ini, terjadi ketertinggalan profesionalitas aparat, yaitu adanya ketidaksesuaian antara kualitas dengan tuntutan zaman. Komponen-komponen pertahanan keamanan bahkan sering dijadikan sebagai alat bagi penguasa untuk memperkuat kedudukannya. Akibatnya, sering terjadi konflik antara aparat keamanan dengan warga masyarakat yang merasa diperlakukan secara tidak adil. Akibat terlalu banyaknya konflik, aparat keamanan tidak mampu mencegah secara dini atau menangani gejolak sosial dan gangguan keamanan. dan dampak yang paling besar dari penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan pemerintahan otoriter adalah berkembangnya korupsi, kolusi, dan nepotisme. Korupsi, artinya suatu penyelewengan dan penggelapan terhadap uang negara atau perusahaan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau orang lain. Kolusi, artinya suatu kerja sama secara rahasia untuk maksud yang tidak terpuji atau persekongkolan antara pengusaha dengan pejabat. Nepotisme, artinya suatu kecenderungan untuk mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara sendiri terutama dalam hal jabatan atau pangkat. Dengan kata lain, suatu tindakan untuk memilih kerabat atau sanak saudara sendiri atau teman-teman terdekatnya untuk memegang atau menguasai suatu instansi atau jabatan. Korupsi tumbuh subur terutama pada negara-negara yang menerapkan sistem politik yang cenderung tertutup, seperti absolut, diktator, totaliter, dan otoriter. Hal ini karena semakin lama seseorang berkuasa, penyimpangan yang dilakukannya akan semakin menjadi-jadi. Pada penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan atau tertutup, segala perencanaan dan kebijakan pemerintah lebih banyak untuk kepentingan mempertahankan kekuasaan daripada untuk kesejahteraan rakyatnya kekuasan politik otoriter Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Eduaksi Terpopuler Tulisan Terpilih

Dalamstruktur sosial politik, negara yang berpaham ideologi komunis menganut sistem komando, hierarkis dari atas, dengan pola yang sentralistik dan diktator atas nama proletar, sehingga sering disebut diktator proletariat. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan, ada tiga tingkat/jalur untuk lahirnya suatu kebijakan politik, yakni: 1.

Pengertian Otoritarianisme Otoritarianisme berbeda dari totalitarianisme di lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang terjadi, yang tidak di bawah kendali pemerintah. Sistem ini biasanya menentang demokrasi, sehingga umumnya diperoleh tanpa kekuasaan pemerintah melalui sistem pemilu yang demokratis Beberapa Ciri Otoritarianisme Penganut otoriterisme akan tetap berkuasa sebagai referensi kehidupan. Dia akan menggunakan kekuasaannya sebagai alasan. Ketika berhadapan dengan orang lain dan menanggapi masalah, mereka akan meminta posisi mereka sebagai salah satu dalam lembaga dan organisasi. Dalam Berkomunikasi Penganut otoriter tahu hanya satu jenis komunikasi, yang merupakan salah satu arah. Komunikasi dua arah, diskusi dan menanggapi satu sama lain, dan model demokrasi dengan kemungkinan perbedaan dan perselisihan secara lisan atau secara konseptual akan dimengerti, tapi sulit untuk hidup. Bebas dan terbuka komunikasi, yang datang dari arah yang berbeda dan tetap dalam semua arah menjadi asing baginya, karena gaya komunikasi tidak datang dan pergi dalam kerangka pikiran. Oleh karena itu, komunikasi satu arah adalah andalan bagi orang-orang dalam tugas-tugas mereka. Dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dalam berkomunikasi ide, pikiran dan pesan, otoriter tahu hanya satu bentuk komunikasi, yaitu instruksi. Mengandalkan diri pada kekuasaan Jika komunikasi otorianisme orang hanya tahu komunikasi dalam bentuk instruksi, dalam bertindak karena mereka ingin bermain dengan kekuatan. Apa kekuatan utama adalah kekuatan koersif untuk melumpuhkan orang, menggunakan ancaman dan meremehkan kasus. Orang juga akan menyalahgunakan bawahan otoritarianisme gigih sengaja membuat mereka salah dan malu. Dengan kata lain, tidak titik awal dari sifat dan pentingnya kasus ini, keadaan dan kemampuan orang, serta situasi yang ada, dalam tindakan otoritarianisme orang akan berpikir kekuatannya. Perbandingan Karakteristik Otoriter dan Totaliter Berdasarkan penelitian para ahli politik, Mr. Syed Mohd Aizuddin Sembak UTM, Juan Linz, dan Paul C. Sondrol dari University of Colorado di Colorado Springs, perbedaan karakteristik otoriter dan totaliter diktator dapat dilihat pada grafik berikut TOTALITER OTORITER Kharisma Tinggi Rendah Konsep kebijakan Pemimpin hanya menjalankan fungsi Pemimpin sebagai kepribadian Batas kekuasaan Publik Privat Korupsi Rendah Tinggi Ideologi resmi Ada Tidak ada Pluralisme Tidak ada Ada Legitimasi Ada Tidak ada Diktator adalah pemimpin sebuah negara yang diperintah oleh otoriter / tirani dan menindas rakyatnya. Biasanya diktator naik takhta dengan paksa, sering dengan kudeta. Tapi ada juga seorang diktator yang naik takhta secara demokratis. Contoh yang paling terkenal adalah Adolf Hitler. Sering dibedakan dengan despot diktator. Sebuah keputusan yang sewenang-wenang despotik pula, tapi kadang-kadang ada terlalu lalim baik’. Diktatorisme Kediktatoran adalah pemahaman tentang makna berasal dari kata “diktator” berarti orang-orang yang memerintah sebuah negara / pemerintah untuk hak dan kekuasaan mutlak dan -isme yang berarti pemahaman menyimpulkan kediktatoran adalah pemahaman yang diadopsi oleh negara yang dipimpin oleh pemimpin otoriter yang memiliki hak dan kewajiban mutlak. Kediktatoran cenderung lebih terlatih di negara-negara Eropa seperti Jerman, Polandia, Perancis, dan Italia. Pengertian Totaliterisme Totalitarianisme adalah pemikiran politik yang melihat bahwa keberadaan manusia tidak penting, jika tidak setiap manusia untuk melakukan perannya untuk mendukung pencapaian kepentingan bersama. Untuk itu, bimbingan utama adalah ideologi atau ide negara. Jerman di bawah partai Nazi dan Hitler adalah contoh yang sering diungkapkan dalam bentuk pemerintahan merupakan manifestasi pemikiran politik ini. Penunjukan totaliter atau lengkap diberikan kepada semua aspek kehidupan setiap individu harus sesuai dengan garis atau aturan negara, perlu untuk pencapaian negara, tujuan bersama. Jerman di bawah Nazi misalnya memuliakan ras Arya, ras yang lebih unggul semua ras lain di dunia. Untuk mewujudkan ini, misalnya, pada periode ini dilakukan memperbaiki ras Arya di Jerman dalam upaya untuk menghilangkan ras lain terutama orang-orang Yahudi. Juga dengan dalih untuk menyatukan Jerman Reich, yang dilakukan invasi tetangga kenegara memiliki populasi Ras Aria. Pemerintah Komunis juga sering dicontohkan sebagai perwujudan dari totalitarianisme, karena otoritas negara untuk mengatur setiap sisi kehidupan seseorang. Mendukung argumen adalah bahwa perlawanan terhadap upaya kelompok penguasa atau kelas memerlukan urutan membersihkan seluruh budaya mendukugnya. Bentuk pemerintahan yang mendasarkan diri pada ajaran agama yang menyatukan otoritas politik dan otoritas spiritual memiliki potensi yang kuat untuk menjadi negara otoriter. karena keadaan sebagai otoritas politik sekuler dan spiritual dapat mengelola setiap aspek kehidupan warganya. Jenis Totalitarianisme Ada empat format utama totaliterisme hari ini Totaliterisme komunis, di mana pendukung menjangkau sosialisme melewati kediktatoran totaliter. Totaliterisme teokratis, di mana kekuatan politik dimonopoli oleh partai, kelompok, atau pribadi yang memerintah cocok dengan prinsip-prinsip agama. Totaliterisme suku, di mana partai politik yang mewakili kepentingan suku tertentu memonopoli kekuasaan. Totaliterisme sayap kanan, di mana kemerdekaan ekonomi individu diizinkan tetapi kemerdekaan politik individu diberi batas dengan kepercayaan bahwa tersebut dapat mengarah pada komunisme. Demikian Penjelasan dari Tentang pengertian otoriter dan diktator, Semoga Bermanfaat …. Refrensi Teknologi KLIKDISINI Resecent Posts Pengertian Mahkamah Agung Dan Tugasnya Pengertian Diplomasi Menurut Para Ahli Unsur Kebijakan Umum Pertahanan Negara Pengertian Wilayah Negara Adalah Pengertian Humas Menurut Para Ahli Pengertian Liberalisme Dan Contohnya Pengertian Pers Menurut Para Ahli Hak dan Kewajiban Asasi Materi Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Ketahanan Nasional Menurut Para Ahli Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli Hukum Perusahaan Di Indonesia Data Kualitatif Adalah Integritas Nasional Pengertian, Syarat, Konsep dan Contoh 20 Pengertian Bangsa Menurut Para Ahli

Pemerintahanotoriter adalah satu di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu pemimpin. Otoritarianisme biasa disebut juga sebagai paham politik otoriter, yaitu bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan .

Pengertian Otoritarianisme – Organisasi sosial melalui transfer kekuasaan. Ini berbeda terhadap demokrasi dan individualisme. Dalam politik, pemerintahan otoriter ialah pemerintahan di mana kekuatan politik terkonsentrasi terhadap seorang pemimpin. Otoriter akan bergantung pada kekuasaan sebagai referensi seumur hidup. Ia akan menggunakan otoritas sebagai dasar untuk berpikir. Saat berhadapan dengan orang lain dan saat merespons masalah. Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Otoritarianisme. Untuk ulasan selengkapnya, yuukk… Simak sebagai berikut. Apa yang dimaksud dengan Otoritarianisme ?Ciri – Ciri Negara Otoriter dan Contohnya1. Tidak Dihargainya HAM Hak Asasi Manusia2. Pemimpin Menjabat Dalam Waktu yang Lama3. Organisasi Baru Selalu Dicurigai4. Kekuasan Tertinggi Berada di Tangan Pemimpin5. Tidak Adanya Pemerataan Infrastruktur6. Kritik Terhadap Otoritarianisme Apa yang dimaksud dengan Otoritarianisme ? Pengertian Otoritarianisme merupakan adanya suatu bentuk organisasi sosial yang ditandai dengan transfer kekuasaan. Ini yakni telah berbeda terhadap demokrasi dan individualisme. Dalam politik, pemerintahan otoriter ialah adanya pemerintah di mana kekuatan p[ada bidang politik terkonsentrasi terhadap seorang pemimpin. Otoritarianisme yakni biasanya disebut dengan politik otoriter. Ini adalah bentuk pemerintahan yang ditandai dengan penekanan pada kekuasaan hanya terdapat negara atau individu tersebut, terlepas dari tingkat kebebasan individu. Otoritarianisme berbeda dari totaliterisme dalam sebuah lembaga ekonomi dan sosial yang tidak berada di bawah kendali pemerintah. Sistem tersebut yakni biasanya bertentangan dengan demokrasi, sampai sebuah kekuasaan pemerintah tersebut yakni pada umumnya dicapai dengan tanpa melalui sistem pemilihan yang demokratis. Ciri – Ciri Negara Otoriter dan Contohnya Terdapat berbagai ciri-ciri dalam negara otoriter beserta contoh, diantaranya ialah sebagai berikut 1. Tidak Dihargainya HAM Hak Asasi Manusia Dengan lamanya terhadap suatu masa pemerintahan, dapat dipastikan bahwa hak-hak warganya akan secara bertahap dirusak. Dalam jangka panjang, hak-hak terhadap masyarakat, yang sebenarnya mudah untuk diperoleh, menjadi semakin sulit karena banyaknya dalam suatu pembatasan yang sudah ada. Hasilnya ialah adanya protes atau demonstrasi oleh masyarakat, yang kemudian menjadi penyebab vertikal pelanggaran HAM. Kemudian penyebab konflik horizontal antara oposisi dan pembela pemerintah. 2. Pemimpin Menjabat Dalam Waktu yang Lama Negara otoriter menunjukkan bahwa pemerintahannya cukup panjang. Dengan demikian, para pemimpin negara disebut diktator. Misalnya, terdapat beberapa pemimpin negara, yaitu Moammer Kadafi dan juga kasus besar yang berada di masa pemerintahan yakni Bashar Al Ashad. Dan itu sebenarnya yakni telah memicu adanya suatu penyebab perang Amerika dengan Suriah, karena pemerintah Bashar Al Ashad sama sekali tidak kooperatif dalam kemajuan dan pertimbangannya. 3. Organisasi Baru Selalu Dicurigai Negara otoriter berikutnya dicurigai sebagai organisasi baru. Para pemimpin otoriter selalu takut dengan organisasi-organisasi ini. Akan tetapi itu diyakini revolusi atau pemberontak negara. Karena itu, biasanya ada aturan yang mencegah pembentukan suatu organisasi di suatu negara karena hal ini dikhawatirkan sebagai tanda lahirnya gerakan oposisi lain, walaupun organisasi tersebut sebenarnya tidak terkait dengan politik. Ini terjadi pada Korea Utara. Kim melarang seluruh komunitas untuk mendirikan organisasi terhadap suatu komunitas. 4. Kekuasan Tertinggi Berada di Tangan Pemimpin Nama dalam sebuah pemerintahan otoriter yakni tentu saja adanya seorang pemimpin yang akan mengendalikan dan mengatur terhadap pemerintahan tersebut. 5. Tidak Adanya Pemerataan Infrastruktur Pemerintah yakni hanya fokus terhadap pusat, jadi tentu saja daerah yang berbeda, terutama yang terletak di daerah terpencil, mengalami kemunduran dalam infrastruktur. Mungkin ini juga memicu beberapa konflik lokal, misalnya konflik Poso dan konflik Ambon. 6. Kritik Terhadap Otoritarianisme Kekuasaan adalah adanya sebuah faktor penting terhadap suatu kehidupan. Dengan penggunaan energi yang tepat dan baik, banyak hal dapat dicapai dan dapat berbagai keberhasilan dapat dicapai. Kesalahan otoritarianisme dan para pengikutnya adalah melihat kekuasaan bukan sebagai sarana tetapi dalam tujuan tersebut. Karena itu sangat begitu penting bagi mereka dengan bagaimana kekuatan bekerja, digunakan, dan dimanifestasikan. Apa yang harus dicapai, bagaimana itu dicapai dan nasib orang-orang yang terlibat terhadap mencapainya tidak penting. Baca Juga Demikian pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Otoritarianisme. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermafaat bagi Anda semuanya.
Terlebihlagi jika jiwa dan semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter karena terjadi perubahan dalam konstitusinya. Negara otoriter merupakan kebalikan dari negara demokrasi. Sebuah negara disebut otoriter jika... a. terdapat lebih dari satu partai politik b. pergantian pemimpin dilakukan secara periodik c. mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman d. pers mendapat kebebasan memberitakan pengelolaan negara e. pemilu diselenggarakan dengan tujuan memperkukuh kekuasaan pemerintah Sebuah negara disebut otoriter jika ....E. pemilu diselenggarakan dengan tujuan memperkukuh kekuasaan pemerintahPEMBAHASANJawaban yang tepat adalah = E. pemilu diselenggarakan dengan tujuan memperkukuh kekuasaan pemerintah. Karena sesuai dengan prinsip negara otoriter, yakni pemerintah yang lebih berkuasa dan dominan daripada rakyatnya dengan mengadakan pemilu yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan pemerintah sehingga, bersifat menguntungkan pemerintah itu sendiri tanpa memperhatikan kebebasan rakyatNegara yang otoriter berarti negara tersebut memiliki sistem pemerintahan yang tidak memberikan kebebasan kepada rakyatnya tidak seperti negara demokrasi. Dalam hal ini, pemerintahnya lebih dominan dalam segala hal seperti menerapkan hak, kewajiban dan kebijakan-kebijakan serta membatasi rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Dalamsoal hubungan internasional ini, kami sudah menyediakan kunci jawaban pada akhir soal yang bisa digunakan untuk mengkoreksi jawaban pembaca (jika pembaca mengerjakan soal latihan terlebih dahulu). Sedangkan untuk jenis soal yang kami sajikan hanya soal pilihan ganda / pilgan (multiple choice). Adapun tingkat kesukaran soal cukup beragam, ada pertanyaan yang Setiap negara pasti mempunyai bentuk pemerintahan masing – masing. Ada 2 sistem yang dianut oleh negara di dunia yaitu sistem demokrasi dan otoriter. Apa sih, yang dimaksud dengan sistem demokrasi dan otoriter itu? Jadi, Negara Demokrasi adalah negara yang bentuk pemerintahan atau sistem pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat. Bentuk pemerintahan demokrasi yaitu dijalankan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, artinya adalah kekuasaan tertinggi di negara demokrasi ini ada di tangan rakyat. Sedangkan, kalo Negara Otoriter merupakan negara yang bentuk kekuasaannya bersifat terpusat. Kekuasaan otoriter berkebalikan dengan sistem demokrasi, karena kekuasaan otoriter yaitu kekuasaan yang terpusat dan gak melihat kebebasan individu lainnya. Semua keputusan dan kebijakan dibuat oleh pihak penguasa. Keduanya merupakan sistem pemerintahan yang bertolak belakang dan mempunyai banyak sekali perbedaan dari berbagai aspek dan kriteria. 1. Pemilihan Kepala Negara2. Lama Periode Kepala Negara3. Kebebasan Pers dan Media4. Kekuasaan Tertinggi5. Fungsi Hukum6. Ada Tidaknya Pembagian Kekuasaan7. Ada Tidaknya Perbedaan dan Keanekaragaman8. Sifat Badan Peradilan9. Asas Konstitusional10. Jumlah Partai Politik11. Fungsi Partai Politik12. Penyelesaian Masalah13. Sistem Politik14. Jaminan HAM15. Kebebasan Berpendapat 1. Pemilihan Kepala Negara Pada negara demokrasi, pemilihan kepala negara dilakukan lewat metode pemilihan umum atau pemilu secara demokratis oleh warga, dengan syarat suara terbanyak atau mayoritas yang terpilih. Sedangkan, kalo Pada negara otoriter, pemilihan umum gak dijalankan secara demokratis. Pemilu cuma dijalankan sebagai formalitas buat melanjutkan keabsahan penguasa atau pemerintahan yang udah ada, bahkan terkadang gak dilakukan pemilu sama sekali. 2. Lama Periode Kepala Negara Pada negara demokrasi, lama periode kepala negara atau presiden dibatasi secara teratur, umumnya sekitar 4 sampai 5 tahun aja. Di Indonesia, masa jabatan presiden selaku kepala negara cuma 5 tahun aja, dan cuma bisa terpilih dalam 2 periode aja. Sedangkan, Pada negara otoriter, gak ada batasan terkait kepemimpinan penguasa negara. Gak ada pergantian pimpinan negara karena penguasa atau diktator gak mau melepas jabatannya, jadi berlangsung sampai batas waktu yang gak bisa ditentukan. 3. Kebebasan Pers dan Media Di negara demokrasi, ada kebebasan pers dan media. Pers dan jurnalis bebas memberitakan pengelolaan negara oleh pemerintah. Sementara itu, Di negara otoriter, gak ada kebebasan pers. Pemerintahan berjalan tertutup dan gak bisa diberitakan oleh pers. Hal ini membuat publik gak mengetahui kebijakan pemerintahan. Pers juga dibungkam, supaya gak mengkritik dan melawan pemerintah. 4. Kekuasaan Tertinggi Kekuasaan tertinggi di negara demokrasi ada di tangan rakyat. Hal ini sesuai dengan pengertian demokrasi yang didefinisikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat jadi pemegang kekuasaan tertinggi di negara demokrasi. Sedangkan, kalo Kekuasaan tertinggi di negara otoriter, yaitu di pihak penguasa. Pemerintahan memegang kendali penuh pada semua aset dan sumber daya di seluruh negeri. Kekuasaan pemerintah atau penguasa gak ada batasnya di negara tersebut. 5. Fungsi Hukum Di negara demokrasi, fungsi hukum penting sebagai instrumen pelaksana kehendak rakyat, jadi semua warga bertindak sesuai aturan yang berlaku. Sementara itu, kalo Di negara otoriter fungsi hukum dipakai sebagai legitimasi program penguasa. Hukum dipakai secara sewenang-wenang dan sepihak demi kepentingan pihak penguasa. 6. Ada Tidaknya Pembagian Kekuasaan Di negara demokrasi, ada pembagian kekuasaan di setiap lembaga tertentu. Contohnya aja seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jadi, gak ada kekuasaan mutlak. Sedangkan, kalo Di negara otoriter, gak ada pembagian kekuasaan. Semua kekuasaan dipusatkan pada satu orang atau satu pihak tertentu yang berkuasa aja, jadi pihak tersebut punya kekuasaan yang mutlak dan absolut. 7. Ada Tidaknya Perbedaan dan Keanekaragaman Di negara demokrasi, ada banyak perbedaan pendapat dari tokoh – tokoh politik. Pemerintah yang berkuasa juga memaklumi dan mengakui perbedaan tersebut serta menganggap adanya keanekaragaman sebagai hal yang wajar. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, berlaku sebaliknya. Penguasa umumnya menentang adanya perbedaan atau keanekaragaman. Kalo ada yang mempunyai pendapat dan sikap yang berbeda dengan penguasa, maka orang itu akan ditangani dan segera ditumpas. 8. Sifat Badan Peradilan Di negara demokrasi, badan peradilan bekerja dengan bebas dan adil. Gak ada intervensi hukum dari pihak lain terhadap proses peradilan yang berjalan. Semua aturan hukum dan peradilan harus berlangsung adil, jujur, dan tanpa intervensi. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, badan peradilan pada negara otoriter gak bersifat bebas. Jadi artinya, sering terjadi intervensi dari pihak penguasa atau pihak lainnya pada proses hukum dan peradilan di sebuah negara otoriter. 9. Asas Konstitusional Di negara demokrasi, pemerintahan berlandaskan konstitusional dan hukum yang disepakati sebelumnya. Artinya segala penyelanggaraan pemerintahan punya dasar hukumnya dan harus sesuai dengan konstitusi, misalnya kalo di Indonesia harus sesuai UUD 1945. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, pemerintahan gak berlandaskan konstitusional. Negara otoriter menjalankan pemerintahan secara sewenang-wenang sesuai dengan kehendak penguasanya, tanpa perlu memperhatikan konstitusi atau aturan tertentu. 10. Jumlah Partai Politik Di negara demokrasi, mempunyai partai politik yang jumlahnya lebih dari satu partai. Contohnya di Amerika Serikat, ada 2 partai politik yaitu partai Demokrat dan partai Republik. Di Indonesia, jumlah partai politik lebih banyak lagi, pernah mencapai lebih dari 20 parpol. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, umumnya ada 1 partai politik aja. Sistem yang dipakai yaitu cuma 1 partai politik atau mungkin beberapa partai politik, tapi cuma ada 1 partai yang memonopoli kekuasaan dibanding partai lain yang cuma jadi formalitas aja. 11. Fungsi Partai Politik Di negara demokrasi, fungsi partai politik yaitu sebagai sarana komunikasi timbal – balik antara pemerintah dengan masyarakat. Partai politik juga memberi edukasi dan pembelajaran politik pada orang awam serta sosialisasi terkait kebijakan politik. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, fungsi partai politik lebih mengedepankan fungsi sebagai sarana pendoktrinan pemerintah pada masyarakat. Artinya, adanya partai politik ini mendukung penuh kebijakan pemerintah tanpa adanya partai yang jadi oposisi. 12. Penyelesaian Masalah Di negara demokrasi, dalam melakukan penyelesaian masalah ini melalui jalur demokratis dan juga musyawarah. Umumnya, penyelesaian masalah dilakukan melalui perundingan atau diskusi secara damai sampai menemukan suatu solusi atau jalan keluar bersama yang udah disepakati. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, dalam melakukan penyelesaian masalah diputuskan secara sepihak oleh penguasa yang sekarang sedang berkuasa. Gak adanya musyawarah atau diskusi secara bersama dulu, karena penguasa punya kekuasaan mutlak jadi yang memutuskan suatu masalah penguasa tersebut secara sepihak. 13. Sistem Politik Di negara demokrasi, sistem politik berlandaskan pada keputusan rakyat dalam mengambil keputusan melalui perwakilan rakyat. Maksudnya, rakyat punya perwakilan melalui parlemen buat menentukan aturan dan keputusan yang mempengaruhi orang banyak. Sedangkan, kalo Di negara otoriter, sistem politik cuma berlandaskan pada keputusan penguasa tanpa memperlihatkan aspirasi rakyatnya sedikit pun. Jadi, disini rakyat gak mempunyai perwakilan buat memberikan suara aspirasi, jadi penguasa yang mutlak membuat aturan dan kebijakan. 14. Jaminan HAM Di negara demokrasi, sangat menjunjung tinggi HAM atau hak asasi manusia. Pemerintah melalui instrumennya menjamin perlindungan dan penegakkan HAM buat semua warga negara tanpa terkecuali. Kalo ada kasus pelanggaran HAM, pemerintah wajib buat menuntaskannya. Sementara itu, kalo Di negara otoriter, gak ada jaminan perlindungan HAM atau hak asasi manusia. Pemerintah yang berkuasa justru kerap melakukan pelanggaran HAM pada warganya yang dianggap menentang atau membahayakan pihak penguasa. 15. Kebebasan Berpendapat Di negara demokrasi, ada kebebasan berpendapat buat semua warganya. Setiap orang berhak menyampaikan aspirasi dan pendapat di muka umum, melalui orasi atau demonstrasi. Semua agenda itu dijamin oleh hukum dan undang-undang. Sedangkan, kalo Di negara otoriter, gak ada sama sekali kebebasan berpendapat buat warganya. Setiap orang dilarang menyampaikan aspirasi yang mengkritik pemerintah di muka umum. Pihak penguasa akan menumpas pihak-pihak yang mengkritiknya. Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai perbedaan Negara Demokrasi dan Negara Otoriter yang sering dianut oleh negara di seluruh dunia. Semoga dengan adanya pembahasan ini, kamu lebih paham dan tahu tentang sistem negara demokrasi dan sistem negara otoriter 😀 Originally posted 0010-06-29 124700. T9xPVb.
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/223
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/400
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/433
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/129
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/100
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/88
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/351
  • 3zuqby1ul8.pages.dev/76
  • sebuah negara disebut otoriter jika